CEPET-CEPETAN
Kebumen memiliki bermacam-macam
kesenian tradisional asli. Selain Ebleg, Jemblung, Jamjaneng, dan
Menthiet, kesenian tradisional asli Kebumen lainnya ialah Cepetan/Cepetan Alas.
Kesenian Cepetan merupakan kesenian tradisional bergenre Sendratari. Kesenian
ini berasal dari kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Cepetan Alas berasal
dari dua kata : Cepetan (bahasa Jawa; kata dasarnya adalah Cepet, nama salah
satu jenis mahluk halus di Jawa) dan Alas (bahasa Jawa yang berarti Hutan).
Cépét yaitu
kesenian tradisional di desa watulawang yang dimainkan oleh 12 orang, dan
memakai topeng raksasa. Rambutnya terbuat dari duk ( sabut pohon aren )
pemainnya mengenakan pakaian hitam, dan memakai sarung sebagai blebed dan di
iringi oleh musik tradisional yaitu kentongan, jidur ( kendang gede ) dan drum
bekas. Cepet atau oleh sebagian masyarakat di sebut juga dangsak sudah ada
sejak tahun 1960-an yang di dirikan oleh Almarhum Bapak Parta Wijaya, dan turun
temurun sampe sekarang.
Kesenian
tradisional Cepetan/Cepetan Alas diawali dengan musik pengiring gamelan
sederhana dan bedug. Disusul keluarnya penari – penari bertopeng dan pengantar
dalam sebuah cerita singkat menggunakan bahasa Jawa tentang asal mula kesenian
tradisional Cepetan. Setelah cerita pengantar selesai, para penari melanjutkan
tariannya dengan gerakan penggambaran dibukanya hutan Curug Bandung dan
perkelahian antara sosok manusia dengan berbagai macam mahluk halus dan
binatang penghuni hutan yang diakhiri dengan kemenangan tokoh manusia dan
menyingkirnya para mahluk halus dan binatang hutan.
Pada masa
sekarang tarian tersebut biasanya dilaksanakan atau diadakan untuk
a.
Menyambut
tamu
b.
Acara
suran
c.
Hari
besar
Tarian
adat daerah, seperti cepetan merupakan salah satu kebudayaan
yang harus dilestarikan agar tidak punah. Tari ini merupakan tari yang
melambangkan kejadian di masa lalu. Tari ini biasanya juga diadakan untuk
menyambut tamu-tamu pemerintahan yang ke sana. Intinya tarian “selamat datang”
untuk tamu-tamu yang berkunjung ke kebumen. Tari ini juga biasanya dipentaskan
pada acara suran yaitu acara tahunan
yang diselenggarakan untuk slametan desa dilaksnakan oleh pemerintah daerah dan
dibantu oleh dinas pariwisata dan dinas-dinas yang terkait, tujuannya adalah
untuk menyelamati sebuah desa dan juga untuk menarik wisatawan berkunjung serta
memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah sehingga masyarakat luar juga
mengetahui budaya dari daerah lain. Hal ersebut akan memperkaya budaya nasional
bangsa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar